Home / Legislatif / Markus Jembari Soroti Minimnya Sosialisasi dan Infrastruktur Wisata di Sintang

Markus Jembari Soroti Minimnya Sosialisasi dan Infrastruktur Wisata di Sintang

SINTANG – Anggota DPRD Kabupaten Sintang dari Fraksi Partai Demokrat, Markus Jembari, menyoroti lemahnya upaya pemerintah daerah dalam memajukan sektor pariwisata.

Ia menilai Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) serta instansi terkait belum maksimal dalam menjalankan tugas sosialisasi dan promosi potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Sintang.

“Kinerja dulu ya. Teman-teman di Disporapar itu saya lihat kurang maksimal mensosialisasikan destinasi wisata kita,” kata Markus kepada wartawan baru-baru ini.

Markus menekankan bahwa keberhasilan sektor pariwisata tak lepas dari kesiapan infrastruktur. Sayangnya, menurut dia, infrastruktur penunjang wisata di Sintang masih jauh dari kata memadai.

“Kendala kita memang salah satunya adalah soal keuangan daerah. Tapi infrastruktur itu penting, termasuk akses jalan dan fasilitas umum di lokasi wisata,” jelasnya.

Ia menyebut sejumlah destinasi unggulan seperti Bukit Kelam, Betang Tampun Juah, Keraton Sintang, hingga motor Bandung sebagai aset budaya dan pariwisata yang sebenarnya potensial untuk dikembangkan lebih jauh. Namun semua itu harus dibarengi dengan promosi yang terencana dan meluas.

Markus juga menyoroti pentingnya mendukung pelaku UMKM lokal, khususnya kuliner, di sekitar kawasan wisata.

“Kalau orang datang, mereka juga ingin menikmati kuliner lokal. Jangan malah dipersulit dengan pajak yang berlebihan. Yang penting mereka memberi sumbangsih ke masyarakat sekitar,” ujarnya.

Terkait peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata, Markus berharap Peraturan Daerah (Perda) yang telah ada bisa diterapkan secara lebih efektif.

“Saya dengar sudah ada Perda soal tata kelola pariwisata, tapi sampai sekarang saya belum dapat salinan lengkapnya. Padahal itu penting untuk tahu seperti apa sistem retribusinya,” katanya.

Markus berharap ke depan pariwisata di Sintang bisa menjadi sumber pemasukan tambahan bagi daerah, meskipun bukan yang terbesar.

“Setidaknya ada keseimbangan antara anggaran yang dikeluarkan dan pendapatan dari sektor ini,” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *