SINTANG – Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-XII yang digelar di Rumah Betang Tampun Juah, Desa Jerora Satu, bukan sekadar selebrasi budaya, tapi juga menjadi ruang ekonomi produktif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sintang.
Puluhan stand UMKM berjajar meramaikan arena gawai. Produk yang ditampilkan pun mencerminkan kekayaan lokal—mulai dari makanan tradisional, tenun ikat, perhiasan manik khas Dayak, hingga kerajinan tangan bernilai seni tinggi.
Bahkan tersedia wahana hiburan untuk anak-anak, menjadikan suasana makin hidup dan ramah keluarga.
Anggota DPRD Sintang yang juga bagian dari panitia PGD, Juni, menyampaikan bahwa event ini menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM untuk unjuk gigi di hadapan publik yang lebih luas.
“PGD menjadi etalase terbuka bagi produk lokal. Banyak pelaku UMKM yang berebut ingin ikut, tapi memang keterbatasan ruang membuat tidak semua bisa terakomodasi,” kata politisi Gerindra itu, Kamis 17 Juli 2025.
Ia menilai, antusiasme tinggi dari pelaku usaha merupakan sinyal positif bahwa sektor UMKM di Sintang terus bertumbuh.
Juni menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan agar para pelaku usaha kecil ini bisa naik kelas dan memperluas pasar mereka, termasuk ke luar daerah.
“Yang kita dorong bukan hanya jualan sesaat, tapi keberlanjutan usaha mereka. Apalagi produk yang ditawarkan benar-benar merepresentasikan budaya kita. Ini bukan hanya transaksi ekonomi, tapi juga transfer nilai budaya,” jelasnya.
Ia berharap agar pemerintah dan panitia ke depan dapat memperluas fasilitas, termasuk jumlah stand, agar lebih banyak UMKM bisa ikut ambil bagian.
“PGD adalah milik bersama. Ini momentum untuk memperkuat identitas lokal sekaligus menumbuhkan ekonomi rakyat. Kita ingin produk kita dikenal luas, dan masyarakat lokal bisa berdiri di atas kaki sendiri lewat karya mereka,” pungkasnya.