SINTANG – Dalam pandangan umumnya terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun 2024, Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Sintang menyoroti kesenjangan distribusi listrik ke desa-desa terpencil.
Fraksi ini menilai, masih banyak masyarakat di jalur sungai seperti di Desa Tebidah, Payak, dan wilayah Hulu Kayan yang belum menikmati penerangan listrik secara merata.
“Kami mendesak agar Dinas terkait segera menginventarisasi desa-desa yang belum dialiri listrik dan merumuskan rencana konkret agar seluruh warga Kabupaten Sintang bisa merasakan pelayanan listrik yang adil,” kata juru bicara Fraksi Gerindra, Juni.
Fraksi Gerindra juga menyoroti keengganan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk ikut memperbaiki akses jalan ke desa-desa binaan mereka.
Menurut Fraksi Gerindra, perusahaan harus turut serta menjaga infrastruktur, karena jalan-jalan tersebut turut digunakan untuk distribusi hasil perkebunan mereka sendiri.
Dalam bidang budaya, Fraksi Gerindra mengapresiasi pelaksanaan Pekan Gawai Dayak Sintang ke-XII tahun 2025 yang berlangsung meriah.
Namun, mereka juga mendorong agar Pemkab Sintang menetapkan tanggal dan bulan pelaksanaan Gawai Dayak setiap tahun melalui peraturan daerah.
“Dengan adanya tanggal tetap, Pemkab bisa mengalokasikan anggaran yang proporsional dalam RAPBD. Ini juga memberi kepastian kepada masyarakat dan wisatawan luar daerah,” ujar Juni.
Fraksi Gerindra berharap, penetapan Hari Gawai Dayak Kabupaten Sintang ke depan bisa menjadi ikon budaya daerah yang memperkuat identitas lokal serta mendukung sektor pariwisata dan UMKM.
Fraksi juga berharap agar pelaksanaan APBD ke depan disusun lebih responsif dan partisipatif dengan melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan, sehingga setiap anggaran benar-benar menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
