SINTANG – Aksi balap liar yang kerap berlangsung di sekitar Tugu Jam Sintang semakin meresahkan.
Setiap malam, kawasan tersebut berubah menjadi lintasan adu kecepatan ilegal yang melibatkan banyak remaja, bahkan pelajar.
Tanpa perlengkapan keselamatan dan sering kali tanpa helm, mereka melaju kencang di jalanan umum tanpa memikirkan risiko fatal yang mengintai.
Ketua Komisi C DPRD Sintang, Anastasia, menanggapi serius fenomena tersebut. Ia menyebut balap liar sebagai bentuk kenakalan remaja yang tak bisa dibiarkan berkembang, terlebih jika telah mengancam keselamatan pengguna jalan lain.
“Ini bukan sekadar kenakalan, tapi sudah menjadi ancaman serius. Kita tidak ingin ada korban jiwa akibat kelalaian ini. Anak-anak itu butuh diarahkan, bukan dibiarkan mempertaruhkan nyawa di jalan,” ujar Anastasia, Senin 28 Juli 2025.
Anastasia mengungkapkan bahwa Fraksi Partai NasDem telah menyoroti persoalan ini secara resmi dalam pandangan umum fraksi terhadap Raperda RPJMD Sintang 2025–2029.
Salah satu usulan konkret yang mereka sampaikan adalah pentingnya pengaturan jam malam bagi pelajar sebagai bentuk upaya pencegahan.
“Kita ingin anak-anak lebih terlindungi. Jam malam bukan untuk membatasi, tapi untuk menjaga. Mereka seharusnya berada di rumah, bukan di jalan pada malam hari,” tegas Srikandi NasDem ini.
Ia juga meminta aparat kepolisian dan Satpol PP memperkuat pengawasan di area yang kerap dijadikan lokasi balapan, sekaligus mengajak para orang tua dan sekolah ikut aktif dalam membina perilaku anak-anak.
“Semua pihak harus terlibat. Jangan menunggu terjadi kecelakaan baru bergerak. Ini tugas kita bersama untuk memastikan keselamatan generasi muda,” tutup Anastasia.
