sintang – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Jimi Manopo, menyoroti masalah kelangkaan gas elpiji yang terjadi di dua kecamatan, yakni Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu.
Kelangkaan ini menyebabkan masyarakat di wilayah tersebut kesulitan mendapatkan pasokan gas elpiji yang dibutuhkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Bahkan, harga gas elpiji 3 kg di daerah tersebut melonjak hingga mencapai Rp 45.000 per tabung, jauh melebihi harga normal yang seharusnya berkisar antara Rp 23.000.
Jimi Manopo menyampaikan kekesalannya terkait dengan harga gas yang melambung tinggi, sementara pasokan gas elpiji di pasar sangat terbatas, ungkapnya pada Jumat, 18 Oktober 2024.
Menurutnya, kelangkaan ini menambah beban ekonomi bagi warga di wilayah tersebut, yang sebagian besar mengandalkan gas elpiji untuk kebutuhan memasak.
“Ini sangat meresahkan warga, terutama yang ekonomi lemah. Gas elpiji seharusnya menjadi kebutuhan pokok yang mudah didapat dengan harga yang terjangkau,” ujar Jimi.
Untuk mengatasi masalah ini, Jimi berencana akan menggelar audiensi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, serta pihak Pertamina, guna mencari solusi terbaik agar kelangkaan gas elpiji di Kecamatan Ketungau Tengah dan Ketungau Hulu dapat segera teratasi.
Ia berharap, melalui audiensi ini, pihak terkait dapat memberikan perhatian serius dan mengambil langkah-langkah yang efektif untuk memastikan pasokan gas elpiji lancar, serta mengendalikan harga agar tetap terjangkau bagi masyarakat.
“Solusi yang kami harapkan adalah adanya pengaturan distribusi gas elpiji yang lebih merata dan pengawasan harga yang ketat, agar kelangkaan seperti ini tidak terulang kembali,” tegasnya.
Selain itu, Jimi juga meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan harga yang tinggi. Ia berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak warga Kabupaten Sintang agar mendapatkan pelayanan yang layak, termasuk dalam hal ketersediaan bahan bakar rumah tangga seperti gas elpiji.